Sabtu, 08 Januari 2011

Mengembara Ke Alam Lain

Jin itu watak aslinya jahat. Sudahlah jenis yang kasar, dia pun jahat. Sebab itu dikatakan, sebaik-baik jin adalah sejahat-jahat manusia. Kalau kita pilih seorang manusia yang paling jahat, kalau dia jin, dia adalah yang paling baik.


Namun demikian, jahatnya jin itu ada juga batasnya. Tidak ada jin yang sebegitu jahat sampai mengaku dirinya Tuhan seperti Firaun dan Namrud. Tidak ada pula jin yang sebegitu baik sampai mengatasi baiknya Rasulullah dan para Nabi. Para Nabi dan Rasul tidak diangkat dari kalangan jin. Umumnya jin lebih jahat dari manusia tetapi tidak ada yang ekstrem jahatnya seperti Firaun dan Namrud dan tidak ada yang ekstrem baiknya seperti Rasulullah SAW. Hanya manusia yang ada baiknya secara ekstrem dan jahat secara ekstrem.

Jin dapat melihat Iblis dan bergaul bersama-samanya di alam ghaib. Jin Islam bergaul dengan jin kafir. Mereka makan bersama, bekerja bersama, berniaga bersama, ada yang kimpoi antara satu sama lain, sama-sama duduk dalam satu jabatan, sama-sama jadi teman dan sebaginya. Sebab itu jin Islam lebih banyak dirusakkan oleh jin-jin kafir. Sebab mereka bergaul bersama dan mereka sama jenis. Mereka mudah terpengaruh.

Seperti kita manusia juga, kalau bergaul dengan bangsa jahat seperti orang Barat dan Yahudi, habislah kita jadi Barat dan Yahudi. Semuanya bisa bertukar jadi Barat dan Yahudi. Yang tidak bisa bertukar hanyalah warna kulit dan bentuk hidung. Hidung harus melakukan operasi plastic.

Jin kurang berkesan dalam usaha merusakkan iman manusia berbanding iman sesama jin. Ini karena manusia dan jin berlainan jenis, dan manusia tidak bisa nampak dan tidak bisa bergaul dengan mereka. Itupun banyak manusia yang kafir, banyak yang zalim dan yang fasik. Betapalah kalau jin dan manusia sama-sama bisa bergaul.

Bila jin menjadi kafir, dia dipanggil syaitan. Syaitan itu maksudnya merasuk. Kerja jin kafir atau syaitan ialah merasuk dan menyesatkan orang. Jin Islam tidak bisa dikatakan syaitan.

Kehidupan jin betul-betul seperti manusia. Ada kerajaannya, ada masyarakat, ada pejabatnya, ada mahkamahnya, ada nikah kimpoi. Tempat tinggal jin sukar dan aneh. Ada yang tinggal di gunung-gunung, hutan-hutan, laut, kawasan sungai dan hulu-hulu sungai. Ada juga jenis jin yang bergaul dengan manusia.

Jin yang duduk di sesebuah negara, biasanya ikut bahasa manusia setempat. Kalau di Tanah Arab, jin berbahasa Arab, kalau di Tanah Melayu, jin berbahasa Melayu. Dia tidak tahu bahasa Arab. Kalau jin yang duduk di Negara China maka bahasanya bahasa Cinalah. Mereka pun belajar dan berguru dengan manusia.

Rupa asal jin sangat jelek dan buruk. Ia menakutkan. Kalau manusia terlihat jin ini hidupnya jadi huru hara dan ketakutan. Manusia tidak akan aman. Dengan rahmat Tuhan, alam jin dihijab dari pandangan manusia. Tetapi alam manusia tidak dihijab dari pandangan jin. Sejelek-jelek manusia adalah secantik-cantik jin.

Walaupun rupa asal jin itu jelek tapi dia bisa menyerupai berbagai rupa. Dia bisa seperti benda seperti kain, tas, pohon, binatang dan juga manusia, tetapi paling banyak dia menyerupai binatang. Ini termasuk ular, kala jengking, lipan dan jenis-jenis binatang lain yang berbisa. Kalau dia menyerupai binatang seperti ini, rupanya lebih aneh dan lebih hebat dari yang biasa. Kalau dia dibunuh ketika dia sedang menyerupai binatang, dia akan mati.

Sebab itu Tuhan ajar kita, kalau jumpa binatang berbisa di tengah jalan atau di dalam rumah, harus berhati-hati. Jangan langsung bunuh walaupun dalam Islam hukumnya sunat. usir dua tiga kali dahulu. Kalau dia tidak lari, baru dibunuh. Takut takut adalah jin yang sedang menjelma. Kalau kita bunuh dan dia sebenarnya jin yang sedang menjelma, mungkin keluarganya akan marah dan akan bertindak terhadap kita. banyak orang yang dirasuk dan diganggu oleh jin disebabkan mereka ada buat salah dengan jin. Kalau setelah diusir dua tiga kali tetap juga tidak pergi maka jelas itu bukan jin. boleh kita bunuh.

Ada cerita dalam kitab, seorang soleh telah membunuh seekor ular. Maka pada malamnya, dia ditangkap dan dibawa oleh jin ke negeri jin. Di negeri jin itu berjalan hukum Islam. Hakim jin itu pun Islam.

Maka orang soleh dan keluarga jin yang dibunuh oleh orang soleh tadi dibawa ke mahkamah. Ketika perbicaraan mulai maka menangislah keluarga jin sambil berkata kenapa ahli keluarga mereka di bunuh. Ketika hakim jin bertanya kepada orang soleh tersebut mengapa dia bunuh ular itu, dia menjawab karena dalam ajaran Islam, sunat hukumnya saya membunuh ular dan binatang-binatang yang berbisa. "Saya buat atas arahan Allah dan saya dapat pahala. Yang salah adalah jin itu. Kenapa dia jadi ular. Salah dialah. Saya bunuh ular karena itu sunat hukumnya."

Hakim jin menghukum bahwa yang salah dalam kasus ini bukan manusia tetapi pihak jin. Dia tutup kasus. Hakim arahkan polisi jin supaya menghantar kembali orang soleh itu kembali ke alam manusia. Kalau dia bukan orang soleh dan tidak bisa menjawab sudah tentu dia kena hukum. Orang soleh itulah yang menulis kisah ini dalam kitab. Hujah ini hujah yang kuat.

Jangka hidup jin sangat lama berbanding jangka hidup manusia yang lebih kurang 63 tahun. Jin bisa hidup sampai 1500 tahun hingga 2000 tahun. Ada jin yang hidup di zaman Rasulullah SAW yang masih hidup pada hari ini.

Makanan jin adalah uap dari tulang dan tulang sum-sum binatang. Sebab itulah dalam syariat Islam, makruh kita memakan tulang dan tulang sum-sum.

Ada lagi cerita tentang jin dalam kitab. sebagian orang soleh bisa menundukkan jin, menggunakan dan memperalatkan mereka. Kita tahu, dalam sejarah, ada sahabat yang hilang unta di padang pasir. Di padang pasir banyak rijalul ghaib. Mereka berkata; "Ya Rijalul ghaib, kembalikan untaku yang hilang." Maka unta itu dikembalikan. Ini tawassul namanya.

Pernah Rasulullah SAW berjalan-jalan dengan beberapa orang sahabat dan singgah di suatu kampung jin. Rasulullah beritahu para sahabat supaya tunggu dan jangan ikut, sebab beliau mau masuk ke kampung jin untuk mengajar. Cerita ini masyhur dalam sejarah. Para sahabat hanya melihat asap. Sebab adakalanya jin menyerupai asap karena dia berasal dari api. Tetapi Rasulullah melihat betul-betul jin itu dan mengajar mereka pula.

Ada cerita tentang Nabi Sulaiman di dalam Quran yang hendak membawa istana Balqis dari Yaman ke Palestina yang jauhnya beribu-ribu km. Antara mukjizat Nabi Sulaiman disuruhnya jin untuk membawa istana tersebut. Jin pun memberi tahu dia akan bawa istana itu kepada Nabi Sulaiman selama mana Nabi Sulaiman berubah tempat. Tidakkah itu hebat.

Namun ada lagi yang lebih hebat. Seorang wali Allah yang bernama Asif Barhaya yang turut berada dalam majlis itu berkata saya bisa pindahkan istana Balqis ke hadapan tuan dalam sekejap mata. Maka tertantang jin. Dia hendak ambil hati Nabi Sulaiman dan hendak menunjukkan bahwa dia gagah. Tetapi ada manusia bertaraf wali yang menantang dia.

Rupanya di sini kalau ruh muqaddasah bekerja, jin pun bisa kalah. Rasulullah SAW bisa tundukkan jin. Para wali juga dengan karomah mereka bisa menundukkan jin dengan kekuatan diri mereka sendiri. Tetapi kalau ada murid yang bisa nampak jin atau bisa gunakan jin, dan merasakan itu adalah karena berkat gurunya, maka dia akan selamat.

Yang tidak selamat biasanya orang yang kasyaf, nampak jin dan bisa mengggunakan jin tapi tidak ada guru atau ada guru tetapi hatinya telah berubah. Dia rasa bukan barokah gurunya lagi tetapi dia rasa dirinya sudah jadi wali, sudah ada karomah sendiri. Itu yang rusak.

Orang yang bisa arahkan jin dan nampak jin dengan berkat gurunya, kalau dia berhadapan dengan jin yang garang sangat atau sangat degil, maka biasanya ruh muqaddasah gurunya turut hadir atau dia 'jual' nama gurunya.

Begitulah rahasia jin. Jin ada disebut dalam Quran dan dalam hadis. Siapa menolak kewujudan jin artinya dia menolak Al-Quran dan Hadis. Jin seperti malaikat juga. Quran kata ada, Maka adalah. Tetapi susah, tentang malaikat ramai orang terima tetapi tentang jin ramai orang menolak. Yang dikatakan orang Bunian, pontianak, kuntilanak, genderuwo, pelesit, tuyul, pocongkkkkkkk, langsui, hantu raya dan sebagai macam lagi itu asalnya ialah jin. Oleh karena etniknya dan perangainya tidak sama maka orang bedakan dengan nama-nama yang berlainan.

Adapun manusia yang berhubung dengan jin atas dasar mukjizat dan karomah, maka dia kuat. Jin pun takut dan hormat padanya.

Orang yang bisa berhubung dengan jin atas dasar barokah tuan guru, dia tidak bisa sekali-kali terputus dengan gurunya.

Orang yang berusaha untuk berhubung dengan jin, itu dinamakan amalan atau ilmu khadam. Bahaya ilmu dan amalan khadam ini, dia terpaksa tunduk dengan jin. Jin akan akan memberi syarat membuat begitu dan membuat begini. Kadangkadang arahan jin itu bertentangan dengan syariat. Inilah yang Rusak dan merusakkan

Wallahualam

kunjungi juga thread ane yang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar